Studi Pemilihan Pengerjaan Beton Antara Pracetak dan Konvensional pada Pelaksanaan Konstruksi Gedung dengan Metode AHP

Authors

  • Zainul Khakim Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
  • Muhammad Ruslin Anwar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
  • Mohammad Hamzah Hasyim Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Keywords:

AHP, beton pracetak, beton konvensional, metode pengerjaan beton.

Abstract

Pemilihan suatu metode sangat penting dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi karena metode pelaksanaan yang tepat dapat memberikan hasil yang maksimal terutama jika ditinjau dari segi biaya maupun waktu. Salah satu usaha yang dilakukan oleh pengelola proyek adalah mengganti cara - cara konvensional menjadi lebih modern, yaitu dengan cara penerapan beton pracetak. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui kriteria utama yang menjadi dasar pertimbangan dalam pemilihan metode pengerjaan beton di Kota Surabaya. (2) mengetahui metode pengerjaan beton yang paling banyak dipilih dengan mempertimbangkan beberapa kriteria pada pelaksanaan konstruksi gedung di Kota Surabaya. Penelitian ini dilakukan melalui metode survei kuesioner serta wawancara dengan beberapa perusahaan kontraktor, konsultan perencana, perusahaan beton pracetak (precaster), perusahaan beton konvensional (readymix) dan pemilik proyek (owner) di Kota Surabaya, Propinsi Jawa Timur. Dari 55 kuesioner yang disebarkan, yang berhasil dikumpulkan adalah 46 kuesioner. Penelitian ini menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Kriteria yang digunakan dalam pemilihan pengerjaan beton adalah biaya pekerjaan, waktu pelaksanaan, mutu hasil pekerjaan, perencanaan, keselamatan kerja, bentuk bangunan, kekuatan struktur, keindahan bangunan, perubahan cuaca, kemampuan kontraktor. Hasil analisis menunjukkan bahwa kriteria keselamatan kerja merupakan kriteria dengan nilai bobot/prioritas tertinggi yaitu 16,4%, kemudian kekuatan struktur (13,6%), mutu hasil pekerjaan (12,7%), biaya pelaksanaan (11,8%), waktu pelaksanaan (9,7%), perencanaan (8,6%), kemampuan kontraktor (7,4%), bentuk bangunan (7,3%), keindahan bangunan (6,9%), dan kriteria perubahan cuaca (5,7%). Untuk metode pengerjaan beton yang paling banyak dipilih pada pelaksanaan konstruksi gedung di Kota Surabaya ditetapkan menggunakan metode beton pracetak dengan nilai persentase sebesar 64,9%, Sedangkan untuk beton konvensional memiliki nilai persentase sebesar 35,1%. 

Downloads

Published

2012-05-22

How to Cite

Khakim, Z., Anwar, M. R., & Hasyim, M. H. (2012). Studi Pemilihan Pengerjaan Beton Antara Pracetak dan Konvensional pada Pelaksanaan Konstruksi Gedung dengan Metode AHP. Rekayasa Sipil, 5(2), pp. 95–107. Retrieved from https://rekayasasipil.ub.ac.id/index.php/rs/article/view/183

Issue

Section

Articles